19 Game Revolusioner yang Inovasinya Berperan Besar pada Game Saat Ini
Ada masa dimana video game hanya sekedar hiburan adu skor, hanya miliki titik-titik tersusun sebagai visual, dan naratif cerita hanya muncul dari imajinasi pemain. Ada saat dimana salah satu kritikus terbaik dunia – Roger Ebert mengkritik keras apabila video game tidak akan pernah miliki kesan artistik sama sekali. Tetapi kini video game tampaknya lebih dari sekedar media hiburan mindless tanpa desain dan kreativitas dituangkan kedalamnya.
Game saat ini begitu kompleks hingga tak jarang kita dapatkan game yang terlihat seperti film, buku interaktif, dan bahkan lukisan berjalan. Tentu saja panjang perjalanan untuk mencapai tingkat kompleksitas ini dan banyak yang menginspirasi developer sekarang untuk capai tingkat kreativitas tersebut. Namun dari ribuan inspirasi yang ada, berikut ini merupakan game yang memegang peran terbesar dalam revolusi industri game. Mari kita lihat saja langsung game apa saja yang dimaksud.
Daftar isi
1. Grand Theft Auto III – Inovasi besar pada desain open-world
Grand Theft Auto III mungkin bukanlah pelopor dari open-world, Sudah banyak game open-world dirilis sebelum game ini termasuk dua game GTA sebelum ini. Tetapi Grand Theft Auto III menjadi game yang berhasil sempurnakan formula open-world hingga menjadi standar dan buku pedoman para developer hingga saat ini.
Tak pernah sebelumnya gamer diberikan sandbox dengan kebebasan seperti di Grand Theft Auto III. Tak pernah sebelumnya gamer dapat memilih progres cerita game secara tidak linear. Dan selain itu game ini juga tawarkan berbagai side-mission dan minigame untuk membuat pemain betah memainkan sesi terbuka game.
Setelah dirilisnya Grand Theft Auto III, banyak “clone” yang mencoba formula dari game ini hingga sekarang. Ketika bicara game open-world, game pertama yang muncul di kepala gamer ialah Grand Theft Auto, dan ada alasan nyata kenapa demikian.
2. DOOM – Populerkan PC gaming dan genre FPS
Layaknya GTA III, Doom bukanlah pelopor sebuah genre game. FPS sudah ada sejak lama tetapi Doom menjadi game yang sempurnakan genre tersebut. Peran terbesar Doom tak hanya sekedar menjadi standar minimum untuk game FPS saat ini lewat desain level, gameplay, atmosfir dan juga musik, tetapi juga membuktikan apabila PC merupakan elektronik yang tidak terbatas untuk mengetik dan bermain solitaire semata.
Doom menjadi salah satu game tersukses di PC pada saat itu dan membuka jendela untuk para developer lain untuk meyakinkan mereka apabila PC bisa menjadi salah satu platform untuk game mereka dan tidak terbatas oleh console miliki Nintendo, Sony, dan Sega semata. Tanpa Doom, PC gaming mungkin tidak akan sebesar sekarang. Tanpa Doom, Valve juga mungkin tidak akan pernah terbentuk.
3. Super Mario 64 – Sempurnakan game 3D
Pada tahun 1996, developer dan pembuat console ingin melompat satu level lebih tinggi dalam teknologi visual. Setelah gunakan pixel visual selama belasan tahun, sudah saatnya mereka beralih ke masa depan dan mengambil perspektif 3D. Masalah terbesarnya adalah developer dulu belum tahu bagaimana cara membuat game 3D yang memanjakan mata, mudah dikontrol dan menyenangkan untuk dimainkan dalam waktu yang sama. Super Mario 64 menjadi game pertama yang temukan formula yang pas untuk perspektif 3D ini.
Untuk percobaan pertama Nintendo dalam game yang benar-benar 3 dimensional, mereka benar-benar berhasil. Implementasi analog menjadi standar kontrol hingga beberapa generasi kedepannya, level desain yang terbuka, musik yang fenomenal, dan implementasi 3D yang sempurna untuk percobaan pertama membuat game ini salah satu game terbaik hingga saat ini. Banyak developer terinspirasi dari game 3D pertama sang tukang pipa Italia ini hingga kini dievaluasi ratusan kali untuk dapatkan game perspektif 3D yang kita dapatkan sekarang.
4. Half Life – Merombak formula FPS yang mulai repetitif
Ingat ketika saya mengatakan apabila Valve tidak akan ada kalau tidak ada Doom? Ya, Gabe Newell dan Mike Harrington membentuk perusahaan ini pada dasarnya karena terinspirasi oleh Doom. Tetapi alasan mengapa Half Life masuk kedalam list ini tentu saja bukan karena itu. Half Life menjadi game yang patahkan trend formula Doom pada genre FPS. Setelah perilisan Doom, seluruh game FPS yang dirilis di 90-an miliki formula yang sama. Kamu bermain sebagai stereotip orang amerika badass, menyerang alien atau tentara dari negara lain, level bagaikan labirin yang dimana banyak pintu terkunci, dan tentu saja minim naratif.
Half Life ingin merombak formula Doom ini dengan memberikan game FPS yang fokus akan naratif dan penuh momen scripted. Yang menarik lagi ialah seluruh aspek cerita ini ditawarkan tanpa lepas dari perspektif tokoh utama dalam arti tidak ada cutscene atau sinematik apapun yang diceritakan lewat perspektif orang ketiga. Selain itu juga Half Life didesain tanpa struktur pilih level, tetapi keseluruhan game dibuat seakan menjadi satu level besar yang hanya saja dengan transisi loading screen yang juga berlangsung tanpa keluar dari gameplay. Pada saat pertama kali dirilis, formula linear ini sangatlah inovatif, unik, dan menjadi udara segar untuk banyak penggemar FPS di PC yang terus-terusan ditawarkan dengan Doom-clone. Formula ini hingga sekarang diteruskan dan dikembangkan lebih baik lagi pada FPS single-player modern seperti Crysis, FEAR, Call of Duty, Metro dan bahkan Doom sendiri.
Tak hanya terbatas disini saja, modding mulai populer setelah Half Life dirilis karena Gold Source Engine yang sangat mudah dimodifikasi. Half Life menjadi fondasi dibalik beberapa mod tersukses saat ini seperti Team Fortress, Cry of Fear, dan tentu saja Counter Strike.
5. Adventure – Awal mula genre ‘adventure’ dan easter egg
Pernah menonton Ready Player One? Maka game ini mungkin tidak akan asing bagimu meskipun mayoritas dari kita tidak pernah memainkannya. Adventure sesuai namanya ialah game dengan genre adventure. Satu kalimat tersebut telah menjelaskan mengapa game Atari 2600 ini sangat revolusioner. Di zaman dimana game didominasi oleh game yang berfokus pada mencapai high-score tertinggi seperti Pacman, Space Invader, dan Asteroids. Game dimana kamu berpetualang dan mencapai suatu objektif khusus merupakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Warren Robinett seorang diri telah ciptakan genre baru yang sesuai dengan nama gamenya dan menjadi inspirasi dari genre lain seperti Metroidvania, Roguelike, dan franchise legendaris seperti The Legend of Zelda.
Tak hanya lewat inovasi genre, Adventure juga menjadi game pertama yang perkenalkan easter egg. Lagi-lagi, apabila kamu sudah menonton Ready Player One, maka kamu tahu kisah dibalik easter egg tersebut. Tetapi singkatnya ialah easter egg ini dibuat oleh sang kreator – Warren Robinett untuk ekspresikan kekesalannya melihat seluruh game di Atari tidak pernah memberikan credits akan siapa sebenarnya yang membuat game tersebut. Maka dari itu ia sengaja membuat glitch didalam game untuk memperlihatkan namanya. Ini menjadi easter egg pertama di dalam sejarah gaming dan kini easter egg telah menjadi tradisi yang dilakukan tiap developer di game mereka.
6. Ultima dan Wizardry- Fondasi awal video game RPG
Istilah RPG dipopulerkan pertama kali oleh sebuah board game berjudul ‘Dungeons and Dragons’. Hingga saat ini permainan tersebut masih populer namun aturan, lore, dan sebagainya dari permainan tersebut terlalu kompleks dan dapat membuat pusing pemainnya.
Ultima dan Wizardry merupakan dua game yang memegang peran besar serupa dalam perkembangan videogame yaitu sebagai dua game awal dan paling sukses dalam aplikasikan permainan DnD dalam bentuk video game. Ultima dan Wizardry secara garis besar menjadi versi virtual dari DnD dengan aturan, lore, dan dunia yang telah ditentukan pasti oleh komputer, maka tidak ada ribut lagi ketika seseorang ada yang mengubah atau salah akan aturan bermain.
Karya dan desain RPG dari kedua game ini menjadi fondasi dari genre RPG yang kita kenal saat ini. Ultima dan Wizardry telah menginspirasi franchise RPG sekarang mulai dari Baldur’s Gate, The Elder Scrolls, dan RPG modern sekarang. Tak hanya itu, JRPG seperti Dragon’s Quest dan Final Fantasy juga mengambil banyak elemen dari kedua game tersebut.
7. Dune II – Fondasi awal dari genre RTS saat ini
Dune pertama merupakan game adventure dengan beberapa elemen strategi yang berbasis pada formula 4x layaknya Civilization. Sekuelnya merombak total desain gameplay secara keseluruhan. Pada sekuel yang dirilis pada 1992 ini pemain lebih disibukkan akan mengurus resource, membangun konstruksi, membangun praaajurit dan menyerang markas musuh. Terdengar familiar? Hal tersebut karena Dune II menjadi game pertama yang membangun fondasi dari RTS (Real-Time Strategy).
Setelah perilisan game ini, berbagai developer lain menggunakan desain ini untuk game strategi mereka. Franchise besar seperti Warcraft, Starcraft, Age of Empire, Command and Conquer dan lainnya takkan menjadi seikonik sekarang apabila tanpa fondasi yang diciptakan Joe Bostic, Marc Cram, dan Aaron E. Powell.
8. The Legend of Zelda: Ocarina of Time – Eksplorasi dunia besar dan penuh detil dalam 3D
Membuat game 3D menjadi tantangan besar dan Super Mario 64 menjadi salah satu game yang berhasil melawan tantangan tersebut. Sukses dengan game tersebut, Nintendo mengambil satu langkah lebih tinggi lagi akan teknologi 3D mereka yaitu membuat game dengan cerita panjang dan dunia besar lewat perspektif 3D tersebut.
Ocarina of Time menjadi salah satu game 3D pertama yang tawarkan dunia yang besar. Mungkin tidak selevel open-world ala Grand Theft Auto, tetapi melihat limitasi teknologi console dan juga cartridge yang hanya menampung 64 MB, ini merupakan prestasi besar untuk Nintendo. Tak hanya lewat dunia besar 3D, revolusi yang dibawa Nintendo lewat game ini ialah presentasi cerita, combat, eksplorasi, dan fast-travel yang hingga kini masih menjadi standar minimum developer lain ketika ingin mengembangkan game petualangan masif semacam ini.
9. Metal Gear Solid – Sinematik dan Stealth
Membuat film menjadi hal biasa, tetapi membuat film yang juga miliki interaksi gameplay yang menyenangkan menjadi sesuatu yang mustahil dulunya. Ketika seorang developer ingin membuat game yang penuh cerita, dialog dan cutscene, biasanya mereka hanya terbatas pada genre lain yang lebih minim aksi intens. Tetapi Hideo Kojima buktikan apabila hal tersebut dapat dilakukan selama ada passion dan inovasi.
Metal Gear Solid seperti yang kita kenal penuh dengan cutscene sinematik dan aspek cerita lainnya. Meskipun game terlihat ‘burik’ untuk standar visual sekarang, mendapatkan presentasi kelas film tetapi di waktu yang sama juga mendapatkan gameplay menjadi sesuatu yang langka. Cerita yang ditawarkan juga bukan sekedar ‘selamatkan tuan putri’ atau cerita sederhana semacam itu, tetapi sesuatu yang kompleks, dramatis dan dewasa. Metal Gear Solid membuktikan apabila video game dapat menjadi media yang lebih dari sekedar mindless entertainment dan berkat game ini cerita dan cutscene sinematik menjadi keharusan untuk game modern kedepannya.
Selain dari sinematiknya, Metal Gear Solid juga menjadi game yang populerkan opsi stealth untuk selesaikan game. Game bisa diselesaikan secara frontal, tetapi lebih asik ketika kamu memainkannya secara diam-diam. Game ini menjadi inspirasi besar untuk franchise besar lainnya seperti Splinter Cell, Hitman, Assassin’s Creed dan lain-lain.
10. Street Fighter II – Sempurnakan genre fighting
Street Fighter II menjadi game yang ubah genre fighting. Inovasi terbesar yang game ini bawa tentu saja mekanik combo dimana pemain akan keluarkan jurus tertentu ketika menekan kombinasi tombol secara berurutan dan tepat.
Mortal Kombat, Killer Instinct, Soul Calibur, Tekken dan game fighting lainnya hingga sekarang masih mengikuti format yang diciptakan oleh Street Fighter II. Mungkin banyak dari franchise tersebut miliki mekanik dan gimmick khas masing-masing, namun desain utama yang digunakan masih terinspirasi berat oleh game dari Capcom ini.
11. Super Mario Bros – Hidupkan kembali industri game
Shigeru Miyamoto secara tak langsung telah ciptakan genre Platformer lewat Donkey Kong dan Mario Bros di era Arcade. Hanya saja genre tersebut masih terlalu sederhana dan butuhkan sesuatu yang baru untuk tetap menjaga genre ini fresh. Ketika ditugaskan untuk membuat game eksklusif untuk Famicom (yang kemudian dinamai Nintendo Entertainment System), Shigeru Miyamoto tak hanya revolusi genre Platformer, tetapi juga hidupkan kembali industri game lewat Super Mario Bros.
Pada tahun 1983 hingga 1985, industri video game dalam posisi krisis. Oversaturasi game dan kualitasnya yang begitu-begitu saja membuat Atari dan perusahaan game besar lainnya rugi besar. Nintendo mencoba untuk hidupkan kembali media hiburan ini lewat console mereka lewat NES dan Super Mario Bros sebagai salah satu game yang dipromosikan. Dalam waktu singkat, Super Mario Bros terjual jutaan kopi dan Nintendo berhasil hidupkan industri gaming khususnya di negara barat.
Dari perspektif desain sendiri, Super Mario Bros. memanglah revolusioner. Mulai dari penggunaan side-scroller – background berjalan bersamaan dengan karakter, adanya cerita dan misi utama yang meskipun sederhana tetaplah unik di eranya, kontrol yang ketat dan sempurna, dan masih banyak lagi. Kehadiran game ini membangkitkan berbagai franchise ikonik lain seperti Megaman, Sonic the Hedgehog, Contra, dan masih banyak lagi. Namun yang terpenting adalah Super Mario Bros. telah membuat video game relevan kembali.
12. Space Invaders dan Pacman – Populerkan video game ke audiens mainstream
Dibalik gameplay sederhananya, Space Invaders miliki peran penting dalam perkembangan video game. Space Invaders merupakan pelopor dari genre space shooting yang populer di 1980-an dan juga membuat video game mencapai popularitas mainstream. Shigeru Miyamoto dan Hideo Kojima – dua figur legendaris di dunia game saat ini tidak akan terjun ke karirnya sekarang apabila tanpa kedua game ini. Tanpa Space Invaders, video game mungkin tidak akan sepopuler saat ini, dan itu berarti Nintendo tidak akan pernah meranjak ke divisi video game, Sony tidak pernah membuat Playstation, dan PC tetap menjadi sekedar mesin ketik atau arsip data.
Kenapa saya juga menaruh Pacman pada nomor ini? Karena sang maskot Namco ini memegang peran yang tidak jauh berbeda. Gameplay-nya yang adiktif membuat game tersebut populer dan menjadi video game dikenal sebagai salah satu media hiburan yang diterima masyarakat. Space Invader dan Pacman berperan besar dalam perkembangan video game. Game saat ini yang lebih canggih dari segi teknologi ada karena kedua game tersebut berhasil meraih audiens besar saat dirilis.
13. Deus Ex – Membangun game dengan solusi bercabang
Oh, keren, lagi-lagi game FPS. Apa yang membuat game ini beda dengan game FPS diatas? Ada 2 inovasi besar yang dibawa game ini yang terus diaplikasikan oleh game modern sekarang. Yang pertama ialah elemen RPG yang diimplementasikan pada game. Berbeda dengan game FPS di eranya yang dominan penuh aksi dan terbatas pada menembak musuh sampai tamat, Deus Ex lebih dominan pada elemen RPG. Kamu masih akan sering menembak, namun kamu akan lebih sibuk bermain-main pada elemen RPG game mulai dari mengurus inventory, skill, upgrade, melakukan dialog, dan lain-lain. Kini kita telah melihat banyak game yang miliki elemen RPG serupa, mungkin tidak sekompleks Deus Ex tetapi game sekarang dominan miliki sistem progresi tersendiri yang mendukung tiap playstyle pemain.
Yang kedua ialah kebebasan bermain. Deus Ex miliki struktur misi yang tidak terbatas pada satu solusi semata. Kamu bisa menentukan playstyle tersendiri untuk menyelesaikan tiap konflik game dan selalu ada konsekuensi di tiap aksi yang kamu ambil. Desain ini disebut sebagai immersive sim dan tampaknya desain ini semakin populer di era modern gaming. Game seperti Dishonored, Bioshock, Stalker, dan masih banyak lagi.
Game lain seperti Fallout, The Elder Scrolls, Gothic, Metal Gear Solid V: The Phantom Pain dan bahkan The Legend of Zelda: Breath of the Wild yang jauh dari genre immersive sim tampaknya juga meminjam banyak filosofi dari desain ini yaitu lewat memberikan pemain kebebasan dalam menghadapi konflik game dan memberikan berbagai macam mekanik yang mendukung playstyle yang diambil pemain.
14. Call of Duty: Modern Warfare – Standar baru FPS modern
Oh, wow… lagi-lagi game FPS? Ya, saya juga lelah sebenarnya untuk terus tambahkan game dengan genre ini, tetapi peran dari Modern Warfare terhadap gaming modern sekarang tak bisa dipungkiri. Ada banyak trend yang dihasilkan dari rilisnya game ini tetapi ‘inovasi’ terbesar yang Call of Duty: Modern Warfare tawarkan ialah sistem progresinya pada mode multiplayer.
Sebelum Modern Warfare, mayoritas online FPS tidak tawarkan kesan progresi sama sekali. Kamu masuk kedalam game, tembak musuh, menang dan terus ulang seperti itu. Tetapi Modern Warfare tawarkan progresi yang unik di masanya serta memberikan kesan adiktif. Semakin sering kamu main, semakin bertambah arsenal senjatamu berserta attachment-nya. Tak hanya itu, semakin jago kamu didalam game, kamu dihadiahi dengan sistem killstreak yang benar-benar memuaskan untuk dieksekusi.
15. Dance Dance Revolution – Awal mula genre Rhythm
Ada masa dimana gamer gila akan menekan tombol mengikuti iringan musik karena game seperti Guitar Hero dan Rock Band. Mungkin genre ini masih ada komunitas loyal tersendiri, tetapi tidak lagi seheboh era PS2 dan PS3/X360. Game yang pertama kali awali genre ini tak lain dan tak bukan ialah Dance Dance Revolution.
Dibalik gameplay sederhananya yang hanya menekan tombol dengan presisi dan timing yang tepat sambil mendengarkan musik, DDR tetap berhasil berikan sensasi nagih sekalinya dimainkan. DDR menjadi fondasi untuk rhythm game hingga saat ini mau itu dalam instrumen atau jenis musik apapun.
16. Resident Evil 4 – Inspirasi baru untuk game third-person modern
Berawal sebagai game survival-horror, Shinji Mikami mengambil direksi baru akan franchise ini untuk game keempat dan merubahnya menjadi lebih fokus pada aspek action. Hasilnya ialah salah satu game paling memorable yang kita semua pernah mainkan setidaknya satu kali.
Meskipun perspektif over-the-shoulder tidak pertama kali ditemukan oleh RE4, game ini yang menjadikan perspektif kamera tersebut menjadi trend baru untuk game third-person shooter modern sekarang. Ada kesan sinematik ketika kamera berada dibelakang bahu karakter, kita seakan menjadi kameraman yang mengikuti karakter utama dari belakang. Tak hanya itu, perspektif ini juga mempermudah aksi membidik musuh karena ruang untuk melihat sekeliling lebih besar serta lebih fokus dibandingkan ketika karakter berada di tengah layar.
Tentunya inovasi dari Resident Evil 4 tidak berhenti sampai disini. Ada banyak hal baru yang game ini tawarkan dan masih diaplikasikan oleh developer lain hingga sekarang. Opsi interaksi pada objek, quick-time event, pergantian karakter untuk memberikan perspektif lain dalam cerita, karakter kedua yang selalu mengikutimu dan berperan penting dalam cerita, dan masih banyak lagi inovasi yang ditawarkan Mikami dan timnya lewat game ini.
Game seperti Gears of War, Dead Space, The Last of Us, dan bahkan God of War (2018) terlihat jelas meminjam banyak ide dari game ini. Resident Evil 4 tak hanya sekedar game bagus, tetapi menjadi game yang ubah sepenuhnya genre Third-person shooter untuk generasi modern.
17. Gran Turismo – Balapan realistik bisa dibuat fun
Peran dari Gran Turismo terdengar sederhana namun tak kalah penting. Sebelum lahirnya game ini, game racing terpatok pada gameplay ala arcade dan penuh dengan gimmick untuk membuatnya fun. Tetapi Gran Turismo hadir sebagai simulasi yang ‘realistik’ dan juga autentik. Hebatnya adalah realisme ini tetap mempertahankan aspek menyenangkan dari genre racing.
Puluhan mobil berlisensi, tuning mobil yang detil, physic yang terasa realistik untuk zamannya membuat game ini sangat berbeda dengan seluruh game genre sama yang pernah dirilis. Keberhasilan game ini menjadi alasan mengapa franchise besar seperti Forza dan Project Cars ada saat ini serta mengapa genre racing tidak mati karena oversaturasi gaya arcade yang sama.
18. Minecraft – Inspirasi untuk pasar Indie
Kamu bisa terus tertawakan game ini karena visual sederhana dan popularitasnya terhadap audiens muda. Tetapi Minecraft memegang peran penting untuk industri game modern saat ini khususnya indie. Minecraft hidupkan kembali sandbox dengan formula khasnya sendiri. Tak hanya pemain bisa lakukan aktivitas sebebas mungkin, tetapi juga membangun karya unik dengan koleksi benda yang game miliki. Ini membuat Minecraft menarik untuk gamer muda dan membiarkan imajinasi mereka bebas beraksi.
Minecraft sangatlah sukses hingga menjadi salah satu game digital terbesar, miliki konvensi sendiri, dibeli oleh Microsoft, dan menjadi powerhouse untuk perusahaan tersebut. Semua kesuksesan ini berawal dari satu orang dengan modal pengetahuan akan program Java.
Minecraft menjadi inspirasi besar untuk semua developer apabila sebuah game sekecil apapun skala studionya dapat bersaing dengan produksi kelas AAA. Kita lihat saja dalam 10 atau 20 tahun kedepan berapa banyak developer muda yang terinspirasi dari kesuksesan game ini.
19. Alone in The Dark – Bapak dari survival-horror sebelum Resident Evil
Resident Evil mungkin menjadi game pertama yang muncul di kepala gamer ketika bicara soal survival-horror, tetapi asal mula dari genre tersebut hadir dari sebuah game DOS berjudul Alone in the Dark. Banyak keputusan yang diambil pada desain game ini yang memang efektif untuk berikan kesan horor kepada pemainnya mulai dari kamera yang terkunci pada sudut tertentu, combat yang pelan, sistem inventory, jumpscare, musuh yang kebal, dan masih banyak lagi. Semua desain ini yang kemudian disempurnakan kembali oleh Resident Evil.
Alone in the Dark mungkin sudah terlalu termakan usia dan tidak sebagus yang pemainnya ingat, tetapi perannya dalam genre ini mengalir hingga game-game horror saat ini mulai dari Dead Space, Silent Hill, The Evil Within, Alan Wake dan masih banyak lagi.